Penyu Hijau yang Diselamatkan di Rumah Apung Clungup Mangrove Conservation Belum Bisa Dilepasliarkan
- Pondokdadap Ecofishingport
- Jul 24, 2017
- 2 min read

Seekor Penyu Hijau berukuran panjang lengkung karapas 42cm dan lebar lengkung karapas 40 cm yang sebelumnya ditemukan terjerat jaring di Selat Sempu, belum bisa dilepasliarkan (di-release) dalam waktu dekat dan hingga kini masih dirawat di Rumah Apung Clungup Mangrove Conservation yang dikelola oleh Kelompok Masyarakat Pengawas (POKMASWAS) Gatra Olah Alam Lestari (GOAL) di Dusun Sendang Biru, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Malang.

Menurut tim ahli yang terdiri atas gabungan dokter hewan dari Universitas Udayana, Universitas Airlangga, Universitas Brawijaya, dan LSM Sahabat Alam (SALAM). penyu berjenis kelamin betina tersebut masih berada dalam kondisi lemas dan flipper (kaki renang) nya tidak dapat mengayuh dengan maksimal. Ditambah lagi, penyu tersebut tidak bisa tenggelam karena terkena buoyancy disorder. Drh. Dewa Ayu Putu Arie, S.S. selaku ketua Tim Ahli menjelaskan, Buoyancy disorder adalah kelainan pada sistem tubuh penyu dimana organ pengatur keseimbangan penyu terganggu. Hal ini bisa disebabkan karena penyu tersebut sudah terpapar air tawar (atau memiliki kadar garam yang rendah) dalam waktu yang cukup lama, sehingga keseimbangan asam-basa di dalam tubuhnya terganggu dan organ keseimbangannya tidak bekerja secara maksimal.

Belum ada tindakan khusus yang dilakukan untuk mengatasi gangguan yang dialami oleh penyu tersebut, karena tidak tersedianya alat laboratorium yang memadai untuk memeriksa penyu tersebut secara lebih lanjut. Namun, perawatan lebih lanjut yang bisa dilakukan adalah dengan membersihkan karapas penyu secara rutin untuk membersihkan lumut yang menempel, dan juga memberi asupan makanan sesuai dengan kebutuhan penyu tersebut. Tim Ahli menambahkan, bahwa penyu tersebut belum bisa dilepasliarkan, karena efek dari kelainan ini antara lain adalah penyu tidak bisa meraih rumput laut yang berada di dasar perairan untuk makanannya, sehingga memperkecil kemampuannya untuk bisa bertahan hidup di alam. Selain itu, penyu tersebut tidak mampu bergerak untuk menghindari kapal yang lalu lalang, dan resiko terkena baling – baling juga semakin tinggi. Sehingga, apabila dilepasliarkan, kemungkinan penyu ini untuk bertahan hidup sangat kecil.

Ruzzo Bhirawa, selaku perawat penyu dari POKMASWAS GOALselaku pengelola Clungup Mangrove Conservation (CMC) menjelaskan bahwa selama ini penyu tersebut memang ditemukan dalam keadaan lemas, meskipun masih mau diberi makan. “Biasanya, penyu ini diberi makanan berupa ikan yang dipotong kecil – kecil, dan penyu tersebut masih terlihat aktif memakan potongan ikan yang diberikan”, imbuhnya. Penyu ini merupakan satu dari empat penyu yang ditemukan sebelumnya di kawasan selat sempu. Selain penyu yang masih ada saat ini untuk diperiksa, sebelumnya ada satu ekor penyu yang berhasil dilepasliarkan dalam kondisi sehat, dan dua ekor penyu lainnya yang mati karena kondisinya sudah lemas.
Comments